Angka Stunting di Sintang Naik Menjadi 26 Persen

aspwebnews.com, SINTANG – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edy Harmaini, menyampaikan bahwa setelah sempat menurun menjadi 24 persen, angka stunting kini naik menjadi 26 persen.

“Dulu sempat turun, sekarang naik lagi sekitar dua persen. Jumlah pastinya saya tidak ingat, tapi secara persentase naik,” ujar Edy saat ditemui di Sintang, Senin (9/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa peningkatan angka stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya terkait asupan gizi. Faktor lingkungan, pola hidup, serta edukasi gizi juga turut memengaruhi kondisi tersebut.

Pendekatan Gizi dan Pencegahan Jangka Panjang.

Menurut Edy, pemerintah daerah akan melakukan intervensi dari dua sisi. Pertama, bagi anak-anak yang sudah mengalami kekurangan gizi atau stunting, akan diberikan intervensi langsung berupa pemberian makanan bergizi. Kedua, dilakukan pendekatan pencegahan sejak usia remaja.

“Kita mulai dari remaja, terutama calon pengantin. Jangan sampai mereka melahirkan generasi yang rentan stunting,” ujarnya.

Ia menambahkan, pentingnya pemeriksaan kehamilan juga menjadi fokus dalam upaya pencegahan. Setiap ibu hamil diimbau untuk menjalani minimal enam kali pemeriksaan selama masa kehamilan.

“Ini yang kita dorong. Pemeriksaan berkala sangat penting untuk memastikan kondisi ibu dan janin tetap sehat,” kata Edy.

Fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.

Dinas Kesehatan Sintang juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap 1.000 hari pertama kehidupan anak, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Masa ini dianggap krusial dalam pembentukan otak dan pertumbuhan fisik anak.

“Gizi anak di masa ini harus dijaga secara konsisten. Kita lakukan melalui posyandu, kunjungan rumah, pos kesehatan desa (postu), hingga layanan puskesmas,” katanya.

Peran Seluruh Pemangku Kepentingan.

Edy menekankan, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Keterlibatan lintas sektor, termasuk perangkat desa, kader posyandu, dan perusahaan swasta melalui program tanggung jawab sosial (CSR), sangat diperlukan.

“Ini bukan tugas pemerintah semata. Semua pihak harus terlibat, termasuk CSR perusahaan yang beroperasi di Sintang untuk mendukung perbaikan gizi masyarakat,” ujarnya.