Dipastikan PLBN Sungai Kelik Bakal Terealisasi 2024

aspwebnews.com, Sintang,

Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Kabupaten Sintang Martin Nandung memastikan pembangunan PLBN Sungai Kelik bakal terealisasi pada tahun 2024 mendatang.

Kondisi terkini akses jalan pararel menuju sungai kelik dana bersumber dari APBN nominalnya cukup besar dari Balai Karangan menuju Simpang Rasau sekitar Rp. 240 M. Lebih, sementara dari Simpang Rasau ke Badau sekitar 180 M, jumlah anggaran tersebut bari sampai pada pengerasan jalan, di tahun 2024 baru ada pengaspalan di sport-sport tertentu.

Kemudian di jembatan-jembatan sebagian sudah selesai dan sebagian lagi masih dalam proses pengerjaan

“Kalau kita lihat yang lebih banyak berkepentingan terhadap dibangunya PLBN Sungai Kelik ini kan orang kita, tetapi sebagian sudah ada yang di garap oleh orang kita jadi nanti tidak akan ada ganti rugi lahan yang digunakan untuk PLBN karena secara khusus lahan tersebut hutan lindung , tetapi bagi masyarakat yang sudah menggarap khusus tanam tumbuh yang mereka tanam dilokasi tersebut akan ada santunan dan ganti rugi dari pemerintah didalam proses kementerian PUPR nanti yang akan membangunya juga dari pihak kementerian, jadwalnya sebenarnya Sungai Kelik ini paling terdahulu dibanding dengan seluruh PLBN di Indonesia ini masih ada dua salah satunya di Sungai kelik.

“Kita harus mengejar target di 2023-2024 itu harus selesai di tahun 2024 , kendala lai masih kita hadapi yakni masih menunggu keputusan Malaysia karena mereka belum sepakat dengan titik entri poin dan exit poin kita sudah clear PLBN Sungai Kelik ini di patok Batas Negara ditik 507 tetapi di Malaysia kita harapkan mereka setuju untuk di Lacau, mereka belum setuju tetapi sudah masuk dalam catatan, jadi pembahasan PLBN Sungai kelik masih masuk dalam tahan catatan.”ulasnya.

Beberapa waktu lalu pada saat BSA di bandung antara pemerintah Indonesia di Malaysia, mereka sebenarnya berharap titi nol tidak di Lacau, untuk persiapan infrastruktur di batu lintang, hanya saja dikatakan dia di nanga seran ini titiknya agak jauh dengan kultur tanah yang agak ekstrem sehingga kita berharap tidak ditempat itu apalagi dari kesiapan kota aspek menuju perbatasan kita siap.

“Hanya saja mereka berharap tidak di Lacau tetapi di Bantu Lintang Karena dari segi kesiapan infrastruktur hanya di Batu Lintang, di desa Wana Bakti, Nanga Seran maka batasnya cukup jauh dari kultur tanahnya, sebab itu pihak pemerintah kabupaten sintang tetap mempertahankan, diharapkan untuk kelancaran bersama, “punkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed