Polisi Terus Telusuri Penyebab Kematian Warga Jalan Veteran

0
113

PONTIANAK – Warga Jalan Veteran, Gang Syukur 1, Kecamatan Pontianak Selatan dihebohkan dengan temuan mayat yang diduga mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada Kamis (23/5) sekitar pukul 16.20. Identitas mayat berinisial NVT itu tercatat sebagai mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi yang ada di Pontianak. Penemuan mayat berjenis kelamin perempuan ini pertama kali diketahui oleh Binsar Pandapotan, yang juga kekasih korban.

Kapolsek Pontianak Selatan, Kompol Anton Satriadi mengatakan, berdasarkan kronologis yang didapatkan dari saksi, penemuan ini bermula saat Binsar datang ke rumah kekasihnya tersebut. Ia merasa janggal ketika mengetahui pintu kamar korban yang saat kejadian dalam keadaan terkunci dari dalam. Saksi yang curiga langsung mendobrak pintu kamar tersebut dan mendapati kekasihnya tersebut telah tergantung dengan seutas tali.

“Kekasih korban kemudian menurunkan korban yang tergantung tersebut dan mencoba memberi nafas buatan, namun korban tidak dapat tertolong,” ujarnya, Jumat (24/5).

Saksi yang panik, kata Anton, langsung meminta bantuan kepada dua temannya, yakni Rully Wahyu Pradika dan Kesatyanto Prawira Utama untuk menghubungi pihak kepolisian guna dilakukan tindak lanjut atas temuan mayat tersebut. Pihak Polsek Pontianak Selatan yang mendapat laporan dari Rully Wahyu Pradika kemudian datang ke TKP sekitar pukul 17.40 guna melakukan pengamanan di sekitar lokasi.

“Baru sekitar pukul 19.30, tim inafis dari Polresta Pontianak datang dan melakukan serangkaian identifikasi dan olah TKP. Bedasarkan pemeriksaan, tim inafis Polresta Pontianak menemukan bekas jeratan tali pada leher korban,” ungkapnya.

Saat ditemukan, tim mendapatkan ciri-ciri korban saat kejadian menggunakan pakaian berwarna merah muda dan mengenakan celana panjang warna hitam. Ditemukan tali plastik warna putih yang terikat dibesi ventilasi jendela kamar korban. Anton melanjutkan, setelah selesai dilakukan olah TKP dan identifikasi selanjutnya korban dibawa ke RSUD Soedarso untuk dilakukan visum dan otopsi.

“Mengenai kepastian penyebab kematian korban, jenazah kemudian dibawa ke kamar mayat RSUD Soedarso guna menjalani visum et repertum dan otopsi. Sementara untuk dugaan sementara, bahwa korban sebelum kejadian tengah bermasalah dengan pasangannya pada siang harinya,” jelas Anton.

Dokter Ahli Forensik RSUD Soedarso, Monang Siahaan mengungkapkan berdasarkan pemeriksaan luar, pihaknya juga membenarkan adanya kejanggalan di bagian leher korban yang ditandai bekas lecet berbentuk garis yang melingkar. Terkait penyebabnya, Monang menyatakan masih belum diketahui secara pasti apakah bekas tersebut didapat dari tali, seprai, atau lainnya.

“Ini tidak bisa kami pastikan karena kami tidak berada di TKP saat kejadian. Karena asas yang kami anut memang begitu, dokter tidak turun ke TKP untuk melakukan pemeriksaan,” ujar Monang.

Sedangkan untuk hasil pemeriksaan dalam, dari otopsi yang telah dilakukan, Monang mengatakan menemukan beberapa hal yang akan dijadikan sebagai sampel untuk dituangkan nantinya didalam hasil visum et repertum, yakni keterangan tertulis yang dibuat khusus oleh dokter ahli forensik.

“Karena ini memang tidak bisa saya terangkan kepada media secara vulgar, namun nanti terkait perihal ini bisa ditanyakan kepada pihak penyidik, dengan syarat semua hasil visum telah rampung dibuat. Karena ini memang sudah ada aturan dan hukumnya,” ungkap monang.

Terkait dugaan korban gantung diri atau bukan, monang mengatakan masih akan menunggu dari pihak penyidik, yang nantinya hasil temuan yang dilakukan pihaknya tinggal dicocokkan dengan temuan yang dilakukan unit Reserse ketika di TKP. Jika dari pihak forensik dan Reserse sudah membuat rangkaian hasil temuan, baru nanti kedua hasilnya akan disambung menjadi suatu mata rantai guna ditarik kesimpulan terkait penyebab kematian korban.

“Contohnya simpul tali yang digunakan berapa, nanti dihubungkan dengan tinggi badan korban. Kalau selisihnya jauh kemungkinan mengarah ke bunuh diri. Kalau selisihnya dekat kemungkinan ada rekayasa, logikanya begitu,” timpalnya.

Untuk kemungkinan temuan lain seperti bekas luka, baik itu memar atau lebam, Monang mengatakan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan hal-hal yang aneh alias kondisi mayat aman dan bersih. “Yang paling menonjol hanya bekas jelas di leher korban,” ujarnya.

Terkait hasil otopsi yang telah dilakukan, Monang mengatakan mayat tersebut masih dalam keadaan sangat baru. Itu terlihat dari kondisi mayat yang masih segar, mayat saat diterima oleh pihaknya masih belum begitu kaku, serta suhu tubuh mayat tidak turun secara cepat.

“Mayat ini masih baru, kurang dari 12 jam,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here