aspwebnews.com, SINTANG – Gurung Kempadik, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Dengan rasa duka yang mendalam, Kepala Desa Gurung Kempadik, Aan, menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya salah satu warganya, Rasito, yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan setelah delapan hari dinyatakan hilang.
“Kehilangan Rasito merupakan duka yang mendalam bagi kami semua. Selama delapan hari pencarian, masyarakat desa bersatu padu untuk menemukan beliau, berharap dengan sepenuh hati agar beliau segera kembali ke tengah keluarga. Namun, takdir berkata lain, dan kami menerima berita yang sangat menyedihkan bahwa beliau telah ditemukan tanpa nyawa,” ungkap Aan dalam sambutannya pada Rabu, (15/5/2025).
Kepada media ini, Kades Aan menilai Rasito sebagai sosok kakek yang baik dan bijak. Sehari-harinya, Rasito bekerja sebagai petani karet.
“Kami semua sangat berduka atas kehilangan ini. Rasito adalah sosok yang baik, ramah, dan selalu siap membantu masyarakat. Kehilangan beliau bukan hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga oleh seluruh warga desa. Kami berdoa agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini,” tuturnya.
Aan juga mengajak semua warga untuk mendoakan almarhum agar ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya. “Mari kita nghendak doa dan menyemarakkan kenangan baik tentang Rasito,” tambahnya.
Pihak desa berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada keluarga almarhum selama masa berduka ini dan siap mendukung mereka dalam proses pemakaman. “Kami akan selalu ada untuk keluarga Rasito, dan kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam membantu mereka,” tutupnya.
Semoga almarhum Rasito mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan serta ketabahan.
Sementara itu, menurut keterangan Kapolsek Sui Tebelian, AKP Eko Supriyatno, Rasito, yang berprofesi sebagai petani karet, terakhir kali terlihat pada sore hari saat ia pergi ke hutan di belakang rumahnya untuk mencari kayu. Istrinya, Narsiti, sempat melihat Rasito yang mengasah parang sebelum berangkat. Meskipun diingatkan untuk tidak keluar terlalu sore, Rasito tetap melanjutkan perjalanannya dengan mengenakan pakaian khas: singlet kuning, celana pendek coklat abu-abu, dan sandal jepit hijau.
“Setelah waktu Maghrib berlalu dan Rasito tak kunjung kembali, Narsiti menghubungi adiknya, Tirwan, untuk membantu mencari. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga keluarga melaporkan kejadian ini ke Polsek Sui Tebelian dan meminta bantuan Basarnas Kabupaten Sintang,” jelas Eko.
Pencarian resmi dilakukan oleh tim gabungan Basarnas dan Brimob selama seminggu, namun hasilnya nihil. Hingga akhirnya, pada Rabu, 21 Mei 2025, sekitar pukul 09.30 WIB, seorang warga Desa Lundang, Bapak Akil, yang sedang menoreh pohon getah, mencium aroma busuk. Penelusurannya membawanya kepada penemuan sesosok mayat yang tergeletak di semak-semak.
Segera setelah penemuan ini, Akil melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala Desa Gurung, Aan, yang kemudian meneruskan informasi ke pihak berwenang. Saat ditemukan, kondisi tubuh Rasito sangat memprihatinkan, dengan bagian kepala yang sudah membusuk. Pakaian yang dikenakannya saat itu sama persis dengan yang terakhir dilihat oleh istrinya.
Keluarga dan masyarakat berharap agar kejadian ini dapat menjadi pelajaran untuk semua, serta mengingatkan pentingnya kehati-hatian saat beraktivitas di luar rumah.