aspwebnews.com, SINTANG. – Dibalik maraknya permainan lato-lato belakangan ini, ternyata ada keuntungan tersendiri bagi pedagang yang ada di sepanjang jalan Katamso Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Pedagang yang biasanya hanya menjual petasan dan bunga api ini sekarang banyak jual Lato-Lato karena dipastikan meraup keuntungan yang lebih besar dari petasan dan bunga api, bahkan seharinya saja mampu tembus Rp. 200 hingga Rp. 300.000an.
Permainan tradisional tahun 90an ini banyak diminati masyarakat Sintang di semua kalangan usia. Saat ini di setiap titik mudah kita temui masyarakat main Lato-Lato.
Jika dilihat dari bentuk permainannya sangat sederhana, dengan dua bola yang terpaut dengan tali pengikat, dan cara mainya juga cukup mudah.
Windra salah satunya pedagang Lato-lato yang kesehariannya berjual petasan dan kembang api ini, baru satu minggu berjualan lato-lato dan awalnya hanya coba-coba ternyata dagangannya laris manis.
“Petasan dan kembang api sepi pembeli kalah dengan Lato-Lato maka lebih enak jual Lato-Lato dan lebih lumayan penghasilannya, jumlahnya tidak pasti terkadang Rp. 200 ribu, terkadang juga Rp. 300 ribu lebih perhari, ujarnya.
Windra menjual lato-lato per satuannya Rp. 20 ribu, dari modal Rp. 8 ribu sehingga untung Rp. 12-an ribu. Munculnya permainan lato-lato ini, Dia merasa sangat terbantu perekonomiannya.
” Awalnya hanya coba-coba, tapi selama satu minggu berjualan ini pemasukan cukup lumayanlah,” akunya.
Hal senada dikatakan Ijar pedagang lainya, yang juga jual petasan kembang api dan lato-lato ini, mengaku ketika awal booming dia mampu menjual 8-10 lusin Lato-Lato dalam sehari tetapi belakangan ini agak sedikit menurun.
“Waktu baru-baru viral kemarin banyak pembeli lato-lato, jadi mampu terjual 8-10 lusin, tapi sekarang ini selain banyak penjual mungkin masyarakat juga sudah banyak yang punya, jadi agak sedikit menurun, ” Ujarnya.
Beragam harga yang ditawarkan melihat dari jenisnya ada yang harganya Rp.20 ribu ada juga yang Rp. 25 ribu rupiah per satuannya. Penurunan pembeli kata Ijar tidak signifikan hanya saja jika dibanding awal viral.
Menyikapi hal itu Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sintang Arbudin menyatakan, bahwa terkait maraknya permainan Lato-Lato dimana daerah kabupaten Sintang itu, anak-anak banyak memainkannya dan dari pantauan para pedagang mainan tentu meraup keuntungan, tetapi dari tingkat kenaikan angka perekonomian, karena Lato-Lato ini tidak termasuk dalam yang memberi pengaruh kepada inflasi tidak bisa dikategorikan sebagai barang pendongkrak dan memberi pengaruh pada inflasi maka pihaknya tidak bisa mengkategorikan lato-lato sebagai pendongkrak perekonomian. Pasalnya barang permainan ini bersifat musiman tidak terlalu masif dan kebetulan saja di Sintang kota mudah terlihat namun tidak menjangkau ke daerah pedalaman kecamatan, ke desa tidak banyak pengaruh ke peningkatan ekonomi secara manual.
“Tetapi bagi pedagang mainan tentu memperoleh keuntungan, ini hanya berlaku spesifik khusus pedagang mainan saja tidak mencakup keseluruhan pedagang atau pelaku ekonomi secara masal boleh dikatakan hal ini tidaklah terlalu berdampak signifikan, ini adalah mainan yang lagi viral saja sehingga anak-anak senang, ” timpalnya.








